Kamis, 25 November 2010

tapii bukan akkuh :(

jangan lagi kau sesali keputusanku
ku tak ingin kau semakin kan terluka
tak ingin ku paksakan cinta ini
meski tiada sanggup untuk kau terima
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
aku memang manusia paling berdosa
khianati rasa demi keinginan semu
lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua hatiku
karena takkan pernah kau temui, cinta sejati

reff:
berakhirlah sudah semua kisah ini
dan jangan kau tangisi lagi
sekalipun aku takkan pernah mencoba kembali padamu
sejuta kata maaf terasa kan percuma
sebab rasa ku tlah mati untuk menyadarinya

semoga saja kan kau dapati
hati yg tulus mencintaimu
tapi bukan aku!!!

Rabu, 24 November 2010

kehidupan sbagai ujian blaka!!!!!

hidupp kkuh selalu di ombang ambing seperti ombak d lautandd...
kadang kala senang!!!
kadang kala sedihh!!

tapi dengan begini akkuh mengerti apa artinya kehidupand...
kitta hanya bsa pasrah dan menjalankan smua soal-soal eank dberikan
dan m'berikan jwband eank postif dan sesuai aturand'a!!

hm....
dunia ini ternyata hanya sebuah ujiand belaka...
lulus tidaknya itu tergantung eank diatas...
apakah saiia dianggap lulus???
ataaukah tidak??

huuhh.... :'(

saiia takutd atas HUKUMAN'a!!!
bagaimana kalau saiia tdak lulus??!!
tagg akan prnah trbayangkan !!!!

peringatand* eank dberikan ,,,
belum mampu membuatd'a berhenti mmbrikan jwband eank salah!!!

Sabar,, sabar,,
IMMA pastii bsa menjalankan'a!!!!

Jumat, 12 November 2010

inilah anggota COSSAIWA ;)


Gila breng with COSSAIWA














ckckckck nhe orng-orang pda narsist abiss!!















habiss makan POP MIE,, jadi photo-photo..!!!

nag-nag COSSIAWA

ini lah sobatt kkuh :)















she,, sella,, tha,, cCe,, della,, akkuh



akkuh,, tha,, cCe,,


COSSAIWA :)


Cossaiwa.....
singkatand dari Community Sains Sebelas IPA 2,,

emang rada-rada mirip nama-nama jepang gituh,, tapy nhe dibuatd tanpa sengajaand,,,
kami b'37 orng anggota nya eank imutd-imutd,,,
cantik - cantikk,,,
ganteng - gantengg,,,
pinter - pinter,,
cute,,
hm...'serba adah disinie.....

Cossaiwa juga mempunyai keluarga eank brantakan...
hha*
py keluaga eank seru-seruan,,,
sering brantem brenk...
narsist breng...
nyanyi brenk...

hm....
keluarga eank sangatd tidak terlupakan!!!

Kamis, 11 November 2010

tragedi di balik bencana (bagian 2)

“ Apa yang terjadi kak? “
“ Kakak gak tau dik. “
Aku dan Anna mulai keluar rumah, ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi sehingga suara berisik dan aroma ketakutan dari warga kampung yang membuatku penasaran terjawab, begitu keluar rumah, kurasakan air menggenangi jalanan dan mulai membentuk sebuah sungai, pesta kemaksiatan dari warga kampung bubar seketika, mereka berlarian kocar-kacir bagai kecilnya semut bagi sebuah dunia, Anna memegang tanganku erat sekali tanda dia ketakutan, kuliat bendungan air yang melindungi kampung kami jebol, air mulai memancar dengan derasnya bagai gelombang tsunami.
Di depanku terlihat air setinggi sekitar dua belas meter menyerang kampung kami, pohon-pohon tumbang seketika, rumah-rumah menjadi puing yang berserakan dimana-mana, beberapa orang hanyut, dengan sekali kibas tempat kami tergenang seketika.
“ Masya Allah…, lari dik….. Laaaaaarriii…..!!!!!!! “
Aku dan Anna saling berpegangan erat, melarikan diri dari kecaman kematian, pohon-pohon mulai tumbang karena di terpa arus air, rumahku tertimpa monster air itu sehingga pecah berantakan, kami terus berlari, dibelakangku dan Anna gelombang tsunami mengejar, mungkin menertawakan diriku yang tak berdaya dengan wajah pucat pasi, gelombang ini mulai memakan banyak korban, dari anak-anak sampai orang dewasa mulai hanyut karena ditimpanya.
Aku dan Anna terus berlari, sampai langkahku terhenti karena jalan mulai buntu.
“ Kakak…. “
Anna menatapku dengan wajah pucat, sementara jarak kami dengan gelombang luapan air semakin dekat, tidak mungkin lagi kami bisa melarikan diri, aroma kematian mulai terasa, seakan malaikat maut mulai menyapa, kupeluk tubuh Anna dengan luapan cinta yang luar biasa.
“ Dik Anna…, apapun yang terjadi…, kakak akan selalu mencintaimu, selamanya. “
“ Aku juga mencintaimu kak…. “
Kami berpelukan bagai tak bisa terpisahkan, jikalau aku harus mati hari ini, aku ingin mati dipelukan Anna, gelombang tsunami mulai mendekat, dan menghantam tubuh kami, kami terus berpelukan dalam arus air yang melulunlantahkan tubuh, kurasa kematian kami semakin dekat, kesadaranku mulai menghilang, dunia semakin gelap.
***
“ Tria……., Tria……… “
Sayup-sayup bayangan putih mengitariku, setiap kejadian mulai membayangi pikiran, kudengar ada seseorang memanggil namaku, semakin lama semakin jelas.
“ Tria….., cepet bangun…., nanti telat sekolahnya. “
Kubuka mataku, bayangan putih mengitari pemandanganku, dan nampak wajah seseorang berada di depanku, semakin lama pandanganku semakin jelas, kulihat sosok wajah ibuku di depanku mulai membangunkan tidurku.
“ Oh… ibu, kepalaku sakit sekali bu, apa yang terjadi.. “
“ Ayolah nak cepat bangun, sudah hampir pukul tujuh pagi, nanti kamu telat. “
Aku bangun dari tidurku, kuputar otakku mengingat segala kejadian yang menimpa, gelombang tsunami yang menimpa mulai menyapa pikiranku, rumahku yang hancur mulai terasa, dan Anna….., dimana Anna.., bagaimana caranya aku berada dirumahku seperti ini.
“ Bu…, Anna mana bu…. “ Aku bertanya kepada ibuku dengan degupan jantung yang hampir meledak, apakah Anna selamat dari bencana kemarin, sementara itu kulihat wajah cantik ibuku terlihat heran dengan pertanyaanku.
“ Anna siapa? Tria… Tria.., lagi jatuh cinta ya…, hehehe..anak muda sekarang, ada-ada saja… ya sudah sekolah yang rajin, jangan cinta terus yang dipikirin. “
“ Apa.., sekolah bu? “
“ Iya… sekolah, itu seragam SMA-mu sudah ibu siapin, jangan lupa sampaikan undangan perkawinan paman Yanor sama kepala sekolah. “ Penjelasan ibuku semakin semakin membuatku bingung.
“ Ibu ini bagaimana, paman Yanor kan sudah menikah lima tahun yang lalu. “
“ Kata siapa, ini undangannya, pamanmu itu menikah hari minggu ini. “
Kubaca dengan seksama undangan pernikahan pamanku itu, sementara itu aku semakin bingung seperti orang gila saja, mataku langsung melotot ketika melihat tahun di undangan, 2005.., kulihat kalender yang tergantung di dinding kamarku, tahun 2005, aku kaget bukan kepalang, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. “
“ Bu ini tahun berapa? “ Aku bertanya kepada ibuku dengan perasaan semakin bingung tidak menentu.
“ ini tahun 2005 “
“ Apa bu…… tahun 2005….!”
“ Iya, ya sudah ini handuknya, kamu cepetan mandi, nanti telat sekolahnya. “
Aku mulai berjalan menuju kamar mandi dengan pikiran kosong, bagaimana mungkin ini bisa terjadi, masa gelombang tsunami bisa melemparku ke lima tahun yang lalu, apakah itu monster laut atau dimensi waktu, aku bingung tidak menentu, undangan, sekolah, dan sebagainya, apa tidak salah, mungkin kepalaku terbentur karena bencana kemarin, sehingga ingatanku terganggu dan aku akan meluncur ke dua atau tiga hari di masa depan, tapi kembali ke lima tahun yang lalu.., tidak mungkin..
Kupakai kembali seragam SMA-ku, lalu aku menuju sekolah dengan suasana hati tidak menentu, penggambaran lingkungan memang seperti masa lalu, handphone masih terasa asing sehingga hanya orang tertentu yang memilikinya, motor masih terasa jarang karena kebanyakan siswa masih memakai sepeda.
Pertemuanku dengan teman-teman semasa SMA semakin membuktikan bahwa aku memang terlempar ke masa lalu, suara bising sekolah, atap yang bolong sehingga dengan mudahnya hujan masuk, kantin sekolah yang selalu diliputi asap rokok dari siswa bandel, serta kepala sekolah yang seingatku meninggal di tahun 2008 tetapi di zaman ini masih hidup, dan sebagainya.
Aku duduk mendengarkan penjelasan guru tentang terciptanya dunia menurut teori aneh dan tidak masuk akal, bagaimana mungkin dua bintang besar bertabrakan sehingga menjadi sebuah dunia, dengan bumi yang ada gravitasi dan udara, atau gunung kokoh yang bisa menahan tiupan angin sehingga bumi terhindar dari kehancuran luar biasa, dengan aturan dan gerakan dunia yang luar biasa seperti ini penciptaannya, pasti ada yang mengatur semuanya sehingga kehidupan berjalan dengan sebagai manamestinya, tentunya ada Yang Maha mengatur segalanya sehingga setiap kehidupan di dunia ini tercontrol, yaitu Allah, bagaimana mungkin dua bintang besar bertabrakan, pecah berhamburan, lalu tercipta bumi, matahari, bulan, dan yang lain secara ajaib, sangat aneh dan bodoh, aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran orang-orang yang tidak beragama sehingga bisa menciptakan teori seperti ini, teori ini seperti dua mobil yang bertabrakan kecelakaan tetapi menjadi sebuah mobil mengkilap, mewah, dan tidak ternilai harganya, tidak akan mungkin.
Bel istirahat pun terdengar, aku keluar kelas dan terus mengasingkan diri, memikirkan kejadian aneh yang menimpa, aku duduk mematung sendirian sambil memandang para murid yang lain sedang bermain basket di lapangan olahraga, lalu sayup-sayup mataku menatap seorang siswi berwajah bersih dengan balutan kerudung yang mulia.
“ Anna……”
Aku baru ingat bahwa Anna adalah adik kelasku semasa SMA, dia adalah istriku dan kami satu hati, meskipun aku seperti tidak ada bedanya dengan orang gila sekarang, tapi pasti dia akan percaya bahwa aku berasal dari masa depan, kami sehati dan diciptakan Allah secara berpasangan, aku harus menjelaskan semuanya kepadanya.
Aku berlari menuju Anna sambil memanggil namanya, sementara itu Anna terlihat kaget dan menghentikan langkahnya, Anna membalik badan dan menatapku dengan rasa heran yang luar biasa.
Kupegang bahu Anna dengan gejolak rasa yang memburu, kebahagiaanku memuncak karena istriku masih sehat.
“ Anna…. Ini aku…, ini aku… “
“ Astagfirullah…., maaf kak… bukan muhrim, jangan memegangku seperti itu. “
“ Apa? Bukan muhrim…, ini aku suamimu…..”
“ Kakak ini bagaimana? Nikah saja kita belum, masa mengaku suamiku, kakak ini bernama Tria, ketua Lembaga Dakwah Sekolah, serta murid berprestasi di sekolah, sudah ingat belum. “
“ Anna, meskipun seluruh dunia tidak percaya kepadaku, tapi aku tau kamu akan percaya kepadaku, kita menikah tanggal 17 agustus 2008 dengan mahar novel tulisanku, terakhir ada bencana besar menimpa tempat kita sehingga kita terpisah, dan aku terbangun ke lima tahun yang lalu, apa kamu mengingat semuanya. “
Kuliat wajah Anna terlihat semakin bingung ..
bersambung......

Tragedi Di balik Bencana (bagian 1)

dikutip dari cerita Irza Irawan

Suara gerimis terus memacu dalam keheningan malam yang panjang, udara dingin terus meresap kulit, angin terus bergumpal-gumpal seakan mau menghancurkan udara malam, rasanya jaket yang kukenakan tidak cukup untuk menahan ganasnya dingin, kuliat wajah istriku yang nampak lebih anggun di balut mukena sucinya, kami sudah melaksanakan shalat malam bersama , meraih cinta ilahi dalam sepertiga malam, berjuang bersama dalam ikatan doa sebagai simpul kelemahan, sebagai hambaNya yang kadang merasa kurang di balik kemampuan yang telah di anugerahkan, kibaran sejuknya air wudhu nampak masih kurasakan di setiap inchi kulitku.
Istriku bernama Anna, dia adik kelasku semasa SMA sekaligus patner diskusiku dalam hal keagamaan, kami memang sudah lama saling mengenal namun baru akrab setelah kami memasuki dunia perkuliahan, kedekatan kami semakin erat ketika bersama-sama masuk dalam organisasi Lembaga Dakwah Kampus, dan akhirnya ikatan pun terwujud, aku bersanding dengan seorang perempuan yang selalu kupanggil bidadari dalam setiap puisi-puisiku yang tercipta, hal yang selama ini kumimpikan tercapai.
Anna mencium telapak tanganku dan kemudian berjalan mengambil ayat suci Al Quran, sayup-sayup kudengar Surat Al-Mulk dia bacakan, kuresapi kemerduan suaranya seakan nyanyian para bidadari surga, sungguh menyentuh hati dan menajamkan pikiran, sementara itu aku mempersiapkan diri untuk menjemput rezeki demi sesuap makan, berjuang mengemban amanah sebagai seorang suami demi kebahagiaan istri yang kucintai, kubersihkan debu-debu yang menempel di sepeda bututku, Nampak butiran putih terbang melayang seakan kapas tertiup angin, menodai tiap butiran cahaya bulan yang menyinari halaman rumahku.
“ Kak Tria, ini kopi hangatnya diminum dulu. “
Suara lembut dari Anna membuyarkan lamunanku, bayangan terik mentari serta serangan debu saat menapaki jalan untuk menjemput rezeki mulai menghilang.
“ Gimana penjualan bukunya kak? “
“ Alhamdulillah, buku kakak laku keras, maklumlah selama nulis kan dik Anna yang jadi sumber inspirasi. “
Pujianku yang terlalu berlebihan sayup-sayup membuat bibir tipis istriku tersenyum, wajahnya yang putih terlihat semakin manis saja.
“ Ya udah tuan pangeran, itu kopinya di habiskan dulu, nanti telat berangkatnya. “
“ Oke deh tuan puteri. “
Kehidupanku memang sederhana, aku hidup dibalik kertas dan pena, menulis setiap kejadian yang selalu menelisik hati, membingkainya dalam kalimat yang liku, melincah dan kadang bernyanyi, sehingga menjadi sumber cerita yang dapat dibaca setiap orang, aku berangkat dengan lambaian tangan istriku, untuk mengantarkan naskah dari novel baruku ke penerbit, mencoba saling berbagi dengan setiap orang lewat tulisan yang kadang masih sangat kurang dan perlu perbaikan, kemampuan menulisku memang masih minim sehingga aku terbiasa berdiskusi dengan para penulis senior yang sangat kukagumi, ada kang Oleh Solihin yang biasanya selalu meneliti rangkaian kata yang kutulis, ada mas Taufiqqurahman Al Azizy yang selalu membimbingku untuk menulis tentang hal perenungan, ada mas Salim A Fillah yang biasanya terus mengkaji makna hadist yang kutulis, terus ada mas Fahri Asiza yang kadang membimbingku saat tulisanku mubazir kata, serta beberapa penulis lain yang nama-namanya tidak bisa kusebutkan satu per satu, begitu banyak saran-saran dari para seniorku yang menjadi sumber ilmu meski kemampuanku terlalu kurang untuk menangkap ilmu-ilmu mereka.
***
Matahari mulai menampakkan senyumannya di langit biru, hawa panas yang menyelimuti kulit mulai terasa, mataku menelisik di sepanjang jalan dimana muda mudi berseragam sekolah tanpa ikatan pernikahan sedang berboncengan sambil berpelukan di atas kendaraan, aku terus melangkahkan kaki sampai melihat orang pacaran di samping jalan, saling berpegangan tangan tanpa peduli kepada siapapun, umbaran aurat begitu banyaknya kulihat di persimpangan taman, begitu banyaknya kilauan rambut dari para gadis belia sehingga membuat mataku tak bisa menahan, pakaiannya pun benar-benar seperti orang miskin yang kekurangan kain, terlalu kontras menampakkan tubuh mereka, dasar godaan, pantas saja tingkat perkosaan semakin merajalela kalau suguhan-suguhan seperti ini terus dibiarkan.
Aku terus berjalan tanpa menghiraukan setiap kejadian, kepalaku terlalu sakit untuk memikirkan tiap godaan seperti ini, perutku mulai keroncongan karena saatnya di isi makanan, ku dekati warung makan yang berdekatan dengan lampu lalu lintas, sepiring nasi goreng dan teh hangat mulai mengukir senyuman di bibirku, di tambah kecap manis, bawang goreng, dan kerupuk renyah sebagai pelengkap aneka rasa makanan, benar-benar penambah semangat selera makan.
“ Bro, hasil panen kita sekarang melimpah banget, ternak kita semakin banyak sehingga uang yang kita dapat semakin menumpuk. “
“ Tentu dong, kita kan pekerja keras. “
Sambil makan kudengar pembicaraan dua orang laki-laki di sampingku, wah rupanya mereka mendapat rezeki melimpah dari Allah, barangkali mereka mau mengadakan acara syukuran sebagai wujud terima kasih kepada Allah, ku teguk teh hangat untuk membasahi tenggorokan, lalu aku kembali menyimak pembicaraan dua lelaki ini.
“ Gimana kalau malam ini kita ajak warga sekampung, kita pesta besar-besaran, kita begadang sampai malam, mesan minuman keras segudang, dan tidak lupa wanita penghibur sebagai bonus suasana, hehehe… “
“ Pas banget tuh, dengan uang sebanyak ini kita bisa berjudi sampai kering, siapa tau kali ini menang, jadi uang kita semakin numpuk. “
“ Uhhuuuueekk…. Uhhueekk… “ tak sengaja aku tersedak ketika mendengar pembicaraan mereka. Gendang telingaku serasa mau pecah, apa tidak salah, berbagai nikmat dan karunia yang Allah berikan malah di balas dengan berbagai kemaksiatan, jantungku berdegup kencang seakan mau keluar dari dadaku, tubuhku bergetar hebat, rasanya aku tidak berpijak di bumi karena tidak tahan mendengar segala ocehan mereka, mulai mencari pelacur sampai penari perut, dari judi sampai minuman keras, serasa membuat telingaku meledak saja, rasanya ingin secepatnya pergi menjauh dari mereka, tapi nasi gorengnya enak, habisin dulu.
Aku berjalan pulang menuju rumah dengan rasa gemetar yang luar biasa, aku memang bukan malaikat yang bebas dari dosa, tapi sungguh aku berlindung kepada Allah dari kelemahanku sebagai makhluk yang kadang bisa terperdaya syaitan, sering aku merenung, saat memegang air panas di dalam gelas saja rasanya tidak kuat, panasnya minta ampun dah, apalagi sampai terjerumus ke lembah neraka yang jikalau penghuninya di keluarkan dan di taruh di bumi ini, maka seluruh dunia akan terbakar, karena betapa panasnya neraka itu, kemaksiatan nikmat sementara diganti dengan keperihan yang luar biasa lamanya, nauzubillah.
Di sudut jalan, kulihat orang-orang yang teler sempoyongan karena minuman keras, jalannya seperti mobil kehabisan bensin saja, jarakku dan jarak mereka semakin dekat.
“ Haloo Tria, pulang dari mana lo? “
Sapaan dari orang teler ini membuatku kaget, maklum teman satu kampung jelaslah tahu sama namaku, meskipun aku tidak mengenal siapa mereka
“ Pulang dari pengajian, kenapa? “
“ Hehehe, mau nyoba minum ini gak, enak lo.., masalah seakan lenyap di telan bumi.“ Orang gila ini menyodorkan segelas minuman kepadaku, akupun menatap sinis kepadanya.
“ Maaf gak minat, sudah ya aku pulang dulu. “
Aku berlari sekencang-kencangnya meninggalkan mereka, kalaupun ada mobil F1 ingin kukendarai saja dengan kecepatan maksimum, yang penting bisa menuju rumah secepatnya dan menjauh dari mereka.
Aku pulang ke rumah dengan keringat membanjir, namun senyumku mengembang karena bisa menjauh dari kemaksiatan, saat mendekat pintu rumahku serasa menemukan mutiara saja, kebahagiaan memuncak karena segala daya upaya lembah syaitan telah kulumpuhkan.
“ Assalamualaikum “
“ Waalaikum salam. “ Jawaban salam dan ukiran senyuman dari bibir manis istriku menyambutku, kulepas sepatu dan kemejaku, sementara itu Anna sudah menyiapkan segelas air putih sebagai peredam dahagaku, cuaca mulai gelap, ukiran senyuman matahari mulai meredup deganti dengan sapaan wajah bulan.
“ Capek ya kak, air hangat sudah adik siapin, mandi dulu biar wangi. “
“ Iya makasih dik. “
Aku berlalu dari istriku untuk menuju kamar mandi, membasahi setiap inchi tubuhku agar semangat dan tenaga pulih kembali.
***
Suara musik dari sebelah rumahku begitu gaduh, ternyata pesta yang di diskusikan warga kampung tadi tidak main-main, saat aku pulang dari mushala untuk shalat isya tadi saja jalanan sudah begitu ramai, terlihat beberapa meja di jalanan sebagai arena pertarungan judi, begitu banyak botol minuman keras terpampang jelas, apalagi wanita penghibur yang sungguh merusak suasana, aku berjalan pulang ke rumah dengan cepat, tanpa peduli dengan kumpulan orang gila yang membalas nikmat Allah dengan kemaksiatan itu.
Semakin lama suara musiknya serasa memecahkan gendang telinga saja, kulihat istriku di samping juga tidak bisa tidur dengan tenang, karena kerasnya suara itu.
“ Dik, sabar ya…., doakan saja semoga pesta mereka cepat usai, jadi kita bisa tidur dengan tenang. “
“ Iya kak. “
Kupeluk tubuh istriku dengan ribuan kasih sayang, mencoba memejamkan mata agar bisa menenangkan pikiran, dengan perlahan kedua mataku mulai menutup, kesadaranku mulai menghilang, dan buai-buai mimpi mulai hadir menemani imajinasi dari butiran syaraf otakku.
“ Dhhuuuuaarrrrrrrr……..!!!!!!! “
Suara ledakan yang begitu keras mengagetkanku, hampir saja aku melompat dari tempat tidur, terdengar suara teriakan para penikmat pesta itu, getar suara ketakutan menyelusup di telingaku.
(bersambung)

.... ********.....

Rabu, 10 November 2010

jaga selalu hati Muwh ;)

kau jaga selalu hatimu
saat jauh dariku tunggu aku kembali
mencintaimu aku tenang
memilikimu aku ada
di setiap engkau membuka mata

merindukanmu selalu ku rasakan
selalu memelukmu penuh cinta
itu yang selalu aku inginkan

kau mampu membuatku tersenyum
dan kau bisa membuat nafasku lebih berarti

reff:
kau jaga selalu hatimu
saat jauh dariku tunggu aku kembali
ku mencintaimu selalu
menyayangimu sampai akhir menutup mata

kau mampu membuatku tersenyum
dan kau bisa membuat nafasku lebih berarti
repeat reff [2x]

kau, kau jaga selalu hatimu

Sabtu, 06 November 2010

ketika burung merpati sore melayang


Langit akhlak telah roboh di atas negeri
Karena akhlak roboh. Hukum tak tegak berdiri
Karena hukum tak tegak. Semua jadi begini
Negeriku sesak adegan tipu menipu
Bergerak ke kiri, dengan maling kebentur aku.
Bergerak ke kanan, dengan perampok ketabrak aku.
Begerak ke belakang, dengan pencopet kesandung aku.
Bergerak ke depan, dengan penipu ketanggor aku.
Bergerak ke atas, di kaki pemeras tergilas aku.
Kapal laut bertenggelaman. Kapal udara berjatuhan.
Gempa bumi, banjir, tanah longsor dan orang kelaparan
Kemarau panjang, kebakaran hutan berbulan-bulan
Jutaan hektar jadi jerebu abu-abu berkepulan
Bumiku demam berat, mengigilkn air lautan
Beribu pencari nafkah dengan kapal dipulangkan
Penyakit kelamin meruyak tak tersembuhkan
Penyakit nyamuk membunuh bagai ejekan
Berjuta belalang menyerang lahan pertanian
Bumiku demam berat, mengigilkan air lautan

Lalu berceceran darah, berkepulan asap, dan bekobaran api
Empat Syuhada melesat ke langit dari bumi Trisakti
Gemuruh langkah, simaklah di seluruh negeri
Beribu bangunan roboh dijarah dalam huru-hara ini
Dengar jeritan beratus orang berlarian di kunyah api
Mereka hangus arang siapa dapat mengenal lagi
Bumiku sakit berat, dengalah angin menangis sendiri

Kukenangkan tahun ’47 lama aku jalan di Ambarawa dan Salatiga
Balik kujalani Clash I di Jawa . Clash II di Bukittinggi
Kuingat-ingat Pemboman Sekutu dan Belanda Seantero negeri
Seluruh korban empat tahun revolusi
Dengan Mei ’98 Jauh beda Jauh kalah ngeri
Aku termangu mengenang ini
Bumiku sakit berat, dengarlah angin menangis sendiri

Ada burung merpati sore melayang
Adakah desingnya kau dengar sekarang
Ke daun telingaku jari Tuhan membei jentikan
Ke ulu hatiku ngilu tertikam cobaan
Di aorta jantungku, musibah bersimbah darah
Di cabang tangkai paru-paruku, kutuk mencekik nafasku
Tapi apakah sah sudah, Ini MurkaMu?
Ada burung merpati sore melayang
Adakah desingnya kau dengar sekarang

warmness on the soul



Your hazel green tint eyes watching every move I make
And that feeling of doubt, it’s erased
I’ll never feel alone again with you by my side
You’re the one, and in you I confide

And we have gone through good and bad times
But your unconditional love was always on my mind
You’ve been there from the start for me
And your love’s always been true as can be

I give my heart to you
I give my heart, cause nothing can compare in this world to you

And we have gone through good and bad times
But your unconditional love was always on my mind
You’ve been there from the start for me
And your love’s always been true as can be

I give my heart to you
I give my heart, cause nothing can compare in this world to you

Jumat, 05 November 2010

the greatest duayu voice


Drumband The Greatest Duayu Voice adalah sebuah extrakulikuler di SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan yang menjadi kebanggaan masyarakat Bengkulu Selatan dan sebagai cerminan cipta karya, daya kreasi inovasi yang tinggi dari siswa-siawi di kabupaten Bengkulu Selatan. Drumband the Greatest Duayu Voice hingga saat ini masih menjadi icon kemegahan pada setiap acara-acara resmi, peringatan hari-hari besar Nasionl ataupun upacara peringatan peristiwa penting lainnya di kabupaten Bengkulu Selatan.
Pada awalnya drumband ini merupakan drumband pemerintahan daerah Kabupaten Bengkulu Selatan yang pengelolaannya diserahkan kepada pihak SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan dan seiring perkembangannya kemudian dihibakan kepada pihak SMA Negeri 1 Bengkulu Selatan dimaksudkan agar pihak sekolah mempunyai otoritas yang penuh dengan pengelolaannya , atas kepercayaan yang besar itu bukan saja menjadi sebuah kebanggaan bagi pihak sekolah tetapi juga merupakan sebuah amanah yang harus di emban untuk tetap mempertahankan existensi dari keberadaan drumband ini.
Pada tahun ajaran 2010/2011 TGDV (The Geatest duayu Voice) dipimpin oleh seorang ketua yang penuh disiplin dan tanggung jawab yang besar yang bernama Hamroni kelas XI IPS 2, pada tahun ajaran sebelumnya dia pernah mendapat gelar the best Bass Drum Tingkat kabupaten maupun tingkat Provinsi. Hamroni dengan seorang partner kerjanya (wakil ketua) yaitu Shindy Arinda Utami dari kelas XI IPA 2, bersama-sama dengan anggota dari The Greatest Duayu Voice itu sendiri membangun dan terus berusaha untuk meningkatkan serta memajukan Drumband TGDV smansa.
TGDV dilatih dan dibina oleh Pak Cipto Waluyo , Ibuk Dian Sari, serta Densi Hartini yang akrab dipanggil dengan bucik densi. Dengan adanya para pembina dan pelatih , menjadikan kami anggota TGDV lebih bersemangat untuk berlatih. Prestasi yang diraih dari TGDV sangat banyag dan sering membanggakan SMANSA,
Kami selalu berlatih setiap minggunya, selain berlatih drumband, kami juga belajar untuk lebih disiplin, lebih bisa menghargai orang lain, dan lebih bisa menjaga rasa kesportifitasan antara anggota maupun luar anggota. Walaupun The Greatest Duayu Voice belum dapat menyaingi drumband-drumband yang lebih profesional tapi kami berusaha untuk latihan dan tampil dengan maksimal serta berusaha semaksimal mungkin.